WeChat dan Alipay Datang
Service tehnologi finansial (fintech) pembayaran asal Tiongkok, WeChat Pay mulai ada di Indonesia di akhir bulan ini. Kompetitornya, yaitu Alipay akan mengejar. Tetapi, kedua-duanya dipandang bukan jadi kompetitor buat GoPay garapan Gojek, OVO, LinkAja atau DANA.
Pasar ke-2 fintech pembayaran asing itu terbatas pada masyarakat Tiongkok yang bertandang ke Indonesia. “Tidak begitu mengubah aktor skema pembayaran lainnya,” kata Managing Mitra Kejora Ventures Eri Reksoprodjo ke Katadata.co.id, Selasa malam (29/9).
Di Negeri Gorden Bambu, sisa dua pemain fintech pembayaran besar yaitu WeChat Pay serta Alipay. Oleh karenanya, menurut dia berita jika OVO serta DANA dalam perbincangan untuk merger, memungkinkan berlangsung
Lagi juga, merger akan menguatkan ekosistem di industri fintech. “Bila berkaca ke pasar Indonesia dengan cara detil, kunci keberhasilan industri fintech yaitu kerjasama,” katanya.
Dengan cara detil, nilai usaha bagian pembayaran digital di regional diprediksikan melewati US$ 1 triliun pada 2025.
Ketua Perkumpulan Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Jefri R Sirait juga memandang, merger akan menguatkan usaha perusahaan. Disamping itu, “industrinya bertambah lebih kuat serta ada pemercepatan karena kolaborasi,” katanya.
Dari bagian permodalan, investor masih tertarik pada startup fintech. Minimal sembilan perusahaan rintisan di bidang ini mendapatkan dana fresh semasa semester I.
Sumber Reuters menjelaskan, Grab merencanakan beli DANA untuk menguatkan daya saing OVO menantang GoPay. Tetapi ada kompetitor baru yaitu ShopeePay.
Berdasar Snapcart serta MarkPlus, fintech yang terafiliasi dengan Shopee ini pimpin dari bagian jumlah pemakai atau transaksi semasa epidemi Covid-19.
Minimal ada tiga konsentrasi taktik ShopeePay untuk tingkatkan transaksi. Pertama, promo atau diketahui dengan ‘bakar uang’ seperti voucher potongan harga, uang kembali lagi (cashback) sampai Rp 1 per transaksi.