Mitratel Borong Menara Telkomsel
Dengan melepaskan beberapa ribu menara, Telkom akan memusatkan Telkomsel ke usaha intinya untuk penyuplai service telekomunikasi digital. Telkomsel akan didorong untuk bertambah membuat ekosistem digital serta memberi pengalaman sambungan digital yang terhebat untuk konsumen setianya.
Sedang untuk Partnertel, pembelian menara telekomunikasi ini akan menguatkan esensial usaha serta membuat nilai lebih untuk perusahaan itu. Andi menjelaskan transaksi bisnis ini akan menolong Partnertel mewujudkan gagasan periode panjangnya.
Dengan pembelian ini, nanti Partnertel akan mempunyai lebih dari 22 ribu menara telekomunikasi. Dalam paparan khalayak Telkom akhir Agustus lalu, disebut Partnertel sudah mengakuisisi 3.100 menara sejauh 2019.
Riset RHB Sekuritas Indonesia Michael W Setjoadi serta Marco Antonius memandang transaksi bisnis ini sebetulnya relatif mahal dibanding dengan rerata harga sewa menara sebesar Rp 1 miliar per penyewa di pasar. Tetapi, benar-benar bergantung persetujuan biaya sewa kembali lagi dengan Telkomsel bila ada
“Ini ialah sisi dari gagasan Telkom untuk mengkonsolidasikan gagasan initial public offering (IPO) Partnertel mendatang,” kata mereka dalam penelitian, Jumat (16/10). IPO Partnertel ini diperkirakan akan tingkatkan valuasi Telkom.
RHB Sekuritas menjaga referensi membeli di saham Telkom dengan sasaran harga Rp 4.000 per saham. Sayang sesudah dipublikasikan ada kesepakatan jual beli ini, saham Telkom di pasar saham ditutup turun 1,08% sentuh harga Rp 2.750 per saham.
Partnertel satu diantara dari sebelas anak perusahaan dari Telkom. Usaha Partnertel beroperasi di sektor pengadaan infrastruktur telekomunikasi. Sampai sekarang ini Partnertel sudah mengurus menara telekomunikasi yang menyebar di beberapa daerah serta layani seluruhnya operator mobile di Indonesia.
Telkom yang sekarang ini masih menggenggam 100% pemilikan Partnertel, gagasannya akan melepaskan beberapa sahamnya. Partnertel akan selekasnya melantai di pasar modal lewat penawaran umum pertama sahamnya ke khalayak atau initial public offering (IPO). Gagasan ini sudah memperoleh kesepakatan dari Kementerian Tubuh Usaha Punya Negara (BUMN), untuk pemegang saham sebagian besar Telkom.