Hindari 5 Kesalahan Ini
Tidak ada volatilitas di pasar saham yang mengetes kekuatan investor untuk bikin ketetapan logis. Apa harga saham sedang naik atau turun, ialah umum buat individu untuk bikin kekeliruan yang didorong oleh emosi, menurut beberapa pakar.
“Investor condong lakukan ekstrapolasi. Mereka memikir jika pasar naik, karena itu tetap akan naik, apabila turun, karena itu tetap akan turun,” kata Dave Goodsell, Direktur Eksekutif Natixis Center for Investor Insight.
Ke mana harga saham menguap terkadang masih hanya sangkaan. Tetapi bila terus bergerak semakin tinggi, berhati-hatilah pada rasa euforia yang keliru tempat. Penasihat keuangan menulis ini terkadang jadi kekeliruan yang dibikin beberapa investor individu.
Merilis situs CNBC, Selasa (6/10/2020) bila Anda seorang investor pemula atau sudah melihat investasi alami kesusahan lebih dari seringkali semasa beberapa dasawarsa paling akhir, berikut beberapa kekeliruan lain yang perlu dijauhi.
1. Jual Saat Cemas
Rupanya, jual waktu cemas, ketetapan emosional atau konsentrasi periode pendek, tempati posisi pertama dalam perincian kekeliruan yang dilaksanakan investor, capai 93 % menurut penasehat dalam survey Natixis.
Permasalahan dasarnya ialah jika sikap ini bisa membuahkan hasil finansial yang jelek.
“Sebutkanlah pasar turun 10 % serta Anda mengatakan ‘Saya harus keluar,’ Anda menutup kerugian 10 %,” kata Goodsell.
Ingat, kerugian yang tercermin dalam saldo account Anda setiap hari belum final terkecuali Anda menjualnya. Serta, akan susah untuk kembali pada pasar serta masih diam bila ketakutan menggerakkan ketetapan.
“Apa pasar naik atau turun, emosi kuasai kita dari sekian waktu. Masih konsentrasi pada arah periode panjang Anda serta bagaimana meraihnya,” kata Goodsell.
Hampir 1/2 atau seputar 45 % dari penasihat yang disurvei menjelaskan ketidakberhasilan untuk mengenal toleransi efek sendiri ialah satu permasalahan. Khususnya, hal tersebut bisa mengakibatkan pemasaran waktu cemas yang diterangkan di atas.