Berharap Ekonomi Pulih
Bank Indonesia menulis pendistribusian credit sampai September cuman tumbuh 0,12% dibanding masa yang serupa tahun kemarin, semakin melamban dibanding Agustus yang tertulis tumbuh 1,04%. Tetapi, ada secercah keinginan dari ramalan beberapa bankir. Credit baru diprediksikan akan bertambah di kuartal ke-4 tahun ini.
Berdasar survey perbankan yang dikeluarkan BI di Jumat (16/10), prediksi peningkatan credit baru di kuartal IV tercermin dari saldo bersih tertimbang yang capai 57,6%. Ini semakin tinggi dibanding kuartal III yang capai 50,6% tapi semakin lebih rendah dibanding kuartal IV 2020 sejumlah 70,6%. Survey perbankan diiringi oleh beberapa bankir dari 40 bank umum yang mempunyai pangsa capai 80% dari keseluruhan credit nasional.
Beberapa bankir dalam survey itu akan memprioritasnya pendistribusian credit di modal kerja, investasi, serta paling akhir konsumsi.
Keinginan credit baru yang diprediksikan bertambah tidak terlepas dari kebijaksanaan pendistribusian credit di kuartal paling akhir 2020 yang diprediksikan tidak seketat kuartal awalnya. Ini diindikasi dari index lending standar sejumlah 8,1%, bertambah rendah dibanding kuartal awalnya sejumlah 11%. Kelonggaran standard pendistribusian credit akan dilaksanakan pada semua tipe credit, khususnya credit ke debitur UMKM.
Tetapi, faktor kebijaksanaan pendistribusian yang sangat kendur di kuartal IV 2020 ialah suku bunga. Survey memprediksi bunga credit modal kerja diprediksikan sejumlah 10,75%, credit investasi 10,62%, serta credit konsumsi 12,43%. Tentang hal faktor kebijaksanaan yang lain diprediksikan semakin lebih ketat di masa itu.